Ibuku Bukan Wanita Setia
Setiap anak tentu ingin selalu mendapat perhatian dan kasih sayang orangtua. Terlebih, generasi berkualitas selalu dimulai dari rumah tangga yang bahagia.
SUNGGUH, apa yang kualami jauh dari angan dan harapan. Aku jadi rusak karena keluargaku berantakan. Ayah dan ibuku berpisah dalam keadaan bermasalah. Dan sedihnya, itu terjadi ketika aku sudah kuliah.
SUNGGUH, apa yang kualami jauh dari angan dan harapan. Aku jadi rusak karena keluargaku berantakan. Ayah dan ibuku berpisah dalam keadaan bermasalah. Dan sedihnya, itu terjadi ketika aku sudah kuliah.
Pembaca, pupus sudah impianku soal masa depan. Sedari kecil aku bercita-cita jadi guru. Aku ingin seperti ayah dan nenekku yang seorang guru. Oya, sebut saja namaku Nadia.
Pendidikan pun kulalui dengan sempurna. Aku masuk SD, lalu SMP, SMA, kemudian kuliah di jurusan pencetak guru. Di semua jenjang sekolah, aku selalu mendapat prestasi baik. Nilai pelajaranku selalu bagus. Itu karena aku rajin belajar dan disiplin. Beberapa kali aku juga memeroleh juara di berbagai lomba.
Di bangku kuliah, aku termasuk mahasiswa teladan. Nilai akademisku bagus, aktivitasku banyak. Rasanya, menjadi guru tinggal selangkah lagi kuraih. Kubayangkan, dua tahun lagi aku akan mengajar anak-anak Indonesia. Menyiapkan mereka menjadi generasi bangsa yang istimewa. Mendidik mereka menjadi orang yang cerdas dan berakhlak mulia.
Namun terjadi badai dalam keluargaku. Ada guncangan besar yang menghancurkan seluruh obsesi indahku itu. Ayahku masuk penjara dan dipecat dari pekerjaannya, ibuku lari dengan selingkuhannya.
Wanita Tak Setia
Pembaca, tanpa pernah kuketahui, tenyata ibuku bukan wanita yang setia. Diam-diam dia terus menjalin hubungan dengan mantan pacarnya. Sebut saja Harto. Ayahku yang kemudian menjadi pejabat atau orang penting di lembaga sekolahnya, tak pernah curiga pada ibuku. Sebab selama bertahun-tahun ibuku tak pernah terlihat bertingkah aneh. Rapi sekali dia menyembunyikan ulah serongnya.
Sampai satu ketika, empat bulan lalu, ayahku dikirim ke Jakarta untuk mengikuti seminar nasional. Dijadwalkan sampai 4 hari lamanya. Ayahku pernah curiga ibuku selingkuh, tapi dia tak berani bersikap jika tanpa bukti.
Rupanya, kepergian ayah itu dimanfaatkan ibu secara maksimal. Dia pun mengontak Harto dan leluasa bermain gila di rumah kami. Tentu tanpa kuketahui, karena aku kos di Semarang, sementara rumahku ada di Solo.
Entah karena apes atau sudah waktunya terbongkar, ndilalah ayahku pulang lebih cepat dari jadwal. Tanpa sengaja, saat masih dalam bus kota dari Terminal Tirtonadi, ayahku melihat ibuku membonceng Harto.
Panas hati ayahku melihat istrinya ngelendot di punggung lelaki lain. Tanpa bisa mencegah emosinya, dia langsung turun dari bus dan menghampiri pasangan zina tersebut. Langsung saja ibuku dihajar dan si Harto dibanting. Ayahku menghajar mereka di depan orang banyak di dekat Solo Grand Mall.
Celaka dua belas. Ibuku tak terima, lantas melapor ke polisi. Ayahku pun dijebloskan ke tahanan. Kepala sekolah langsung memecat ayahku tanpa memberi kesempatan berbicara.
Akhirnya, ibuku tambah gila dengan pasangan gelapnya itu. Aku marah. Benar-benar marah. Pikiranku kalut, jiwaku terpuruk. Aku jadi malas kuliah, malas beribadah. Tak sudi pulang ke rumah. Tanpa bisa kukendalikan, diriku jadi anak nakal. Akibat broken home, kini teman-teman kuliahku melihat Nadia sebagai gadis rusak yang suka keluyuran malam. Wanita tak berguna yang penuh dosa.
Pembaca, aku kini terjerat minuman keras dan ketagihan seks bebas. Hidupku kacau. Benar-benar kacau. (Disarikan oleh Abdul Mughis)
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.