Tujuh Wanita Belia Dikibuli Penipu Kerja
Nasib tragis menimpa tujuh wanita belia asal Jepara. Mereka dikibuli habis-habisan oleh dua penipu dengan dalih menawari pekerjaan di Kota Semarang, Selasa (18/6). Ketujuh wanita remaja yang baru saja lulus Ujian Nasional (UN) ini terpaksa gigit jari lantaran semua barang-barang berharga miliknya dilucuti pelaku.
Hingga petang kemarin, para korban masih di Mapolrestabes Semarang untuk melaporkan aksi penipuan yang menimpanya. Pelaku berhasil menggondol tujuh ponsel milik para korban, sejumlah perhiasaan cincin, kalung, gelang serta uang kurang lebih Rp 2 juta.
Identitas ketujuh korban masing-masing Sohihatun Nikmah (18), Eva Dini Martina (18), Karomatus Syakdiyah (18), dan Novi (18). Ketiganya warga Desa Kancilan Kembang Jepara. Berikutnya Fitri, Risma dan Ria, ketiganya warga Desa Mlonggo Jepara.
“Semua barang kami, ponsel, perhiasan serta uang, semuanya habis dibawa kabur dua pelaku,” kata salah seorang korban Sohihatun Nikmah alias Ninik saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin.
Penipuan itu bermula pada Kamis (13/6) lalu. Pertama kali, korban Fitri dan Novi bertemu dua pelaku di dekat perbatasan Demak- Semarang. Kedua pelaku mengaku bernama Adi (28), warga Pecangaan Jepara, dan Riska (25) warga Kudus. Dua orang yang mengendarai Yamaha Mio itu juga mengaku bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan di Semarang yang bisa memasukkan kerja melalui jalur khusus.
“Mereka bilang, kami akan dimasukkan di perusahaan elektronik Polytron dan perusahaan pembuatan silikon untuk ponsel BlackBerry dan Android,” kata Fitri, yang dibenarkan Novi.
Jika tertarik, korban diminta mencari teman untuk dimasukkan kerja di sejumlah perusahaan di Kota Semarang tersebut. Fitri dan Novi yang memang sedang butuh pekerjaan itu pun lantas berbunga-bunga menerima informasi tersebut. Mereka kemudian pulang ke Jepara untuk menawari Risma, Ria, Ninik, Eva, dan Matus.
Selasa (18/6), sekitar pukul 06.00, tujuh remaja belia yang baru lulus UN beberapa bulan lalu ini berangkat ke Semarang bersama-sama naik bus, dengan langkah mantap. Tujuannya mencari pekerjaan.
“Kami diminta membawa beberapa persyaratan, yakni KTP dan KK (Kartu Keluarga). Kami memang menghubungi nomor HP pelaku yang sebelumnya diberikan,” timpal Ninik.
Sesampai di Kota Semarang, para remaja belia ini disuruh berkumpul di depan Museum Mandala Bhakti, kawasan Tugu Muda, Semarang. Atas dalih wawancara, para korban diboncengkan motor satu persatu, atau bergiliran.
Namun di tengah perjalanan, para korban diminta meletakkan semua barang-barang berharga, HP, perhiasan, dompet berisi uang, di jok motor pelaku. Dalihnya, wawancara itu tidak diperkenankan membawa barang apapun. Dengan modus yang sama, masing-masing korban diturunkan di jalan berbeda-beda dan ditinggal ngacir oleh pelaku. “Saya sendiri diturunkan di Jalan Pandanaran Semarang,” ujar Fitri.
Para korban yang telantar ini pun kemudian meminta pertolongan warga dan diantarkan ke Mapolrestabes Semarang. Di sanalah ketujuh cewek lugu ini bertemu dalam kondisi tertipu dan semuanya sama-sama tanpa membawa sepeser pun uang serta barang-barang.
“Saya sudah tidak punya uang sama sekali,” ujar Ninik yang mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Semarang ini.
Hingga petang kemarin, para korban masih dimintai ketarangan oleh tim Reserse Kriminal Polrestabes Semarang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Dari informasi, ketujuh gadis tersebut dipulangkan ke Jepara berkat koordinasi Polrestabes Semarang dengan kepolisian/Pemda Jepara. (abm/rif)
Hingga petang kemarin, para korban masih di Mapolrestabes Semarang untuk melaporkan aksi penipuan yang menimpanya. Pelaku berhasil menggondol tujuh ponsel milik para korban, sejumlah perhiasaan cincin, kalung, gelang serta uang kurang lebih Rp 2 juta.
Identitas ketujuh korban masing-masing Sohihatun Nikmah (18), Eva Dini Martina (18), Karomatus Syakdiyah (18), dan Novi (18). Ketiganya warga Desa Kancilan Kembang Jepara. Berikutnya Fitri, Risma dan Ria, ketiganya warga Desa Mlonggo Jepara.
“Semua barang kami, ponsel, perhiasan serta uang, semuanya habis dibawa kabur dua pelaku,” kata salah seorang korban Sohihatun Nikmah alias Ninik saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin.
Penipuan itu bermula pada Kamis (13/6) lalu. Pertama kali, korban Fitri dan Novi bertemu dua pelaku di dekat perbatasan Demak- Semarang. Kedua pelaku mengaku bernama Adi (28), warga Pecangaan Jepara, dan Riska (25) warga Kudus. Dua orang yang mengendarai Yamaha Mio itu juga mengaku bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan di Semarang yang bisa memasukkan kerja melalui jalur khusus.
“Mereka bilang, kami akan dimasukkan di perusahaan elektronik Polytron dan perusahaan pembuatan silikon untuk ponsel BlackBerry dan Android,” kata Fitri, yang dibenarkan Novi.
Jika tertarik, korban diminta mencari teman untuk dimasukkan kerja di sejumlah perusahaan di Kota Semarang tersebut. Fitri dan Novi yang memang sedang butuh pekerjaan itu pun lantas berbunga-bunga menerima informasi tersebut. Mereka kemudian pulang ke Jepara untuk menawari Risma, Ria, Ninik, Eva, dan Matus.
Selasa (18/6), sekitar pukul 06.00, tujuh remaja belia yang baru lulus UN beberapa bulan lalu ini berangkat ke Semarang bersama-sama naik bus, dengan langkah mantap. Tujuannya mencari pekerjaan.
“Kami diminta membawa beberapa persyaratan, yakni KTP dan KK (Kartu Keluarga). Kami memang menghubungi nomor HP pelaku yang sebelumnya diberikan,” timpal Ninik.
Sesampai di Kota Semarang, para remaja belia ini disuruh berkumpul di depan Museum Mandala Bhakti, kawasan Tugu Muda, Semarang. Atas dalih wawancara, para korban diboncengkan motor satu persatu, atau bergiliran.
Namun di tengah perjalanan, para korban diminta meletakkan semua barang-barang berharga, HP, perhiasan, dompet berisi uang, di jok motor pelaku. Dalihnya, wawancara itu tidak diperkenankan membawa barang apapun. Dengan modus yang sama, masing-masing korban diturunkan di jalan berbeda-beda dan ditinggal ngacir oleh pelaku. “Saya sendiri diturunkan di Jalan Pandanaran Semarang,” ujar Fitri.
Para korban yang telantar ini pun kemudian meminta pertolongan warga dan diantarkan ke Mapolrestabes Semarang. Di sanalah ketujuh cewek lugu ini bertemu dalam kondisi tertipu dan semuanya sama-sama tanpa membawa sepeser pun uang serta barang-barang.
“Saya sudah tidak punya uang sama sekali,” ujar Ninik yang mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Semarang ini.
Hingga petang kemarin, para korban masih dimintai ketarangan oleh tim Reserse Kriminal Polrestabes Semarang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Dari informasi, ketujuh gadis tersebut dipulangkan ke Jepara berkat koordinasi Polrestabes Semarang dengan kepolisian/Pemda Jepara. (abm/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.