Ibu-ibu Desa Kedungsuren Dilatih Buat Piza
KENDAL - Dalam upaya untuk membantu meningkatkan penghasilan rumah tangga, sejumlah 30 ibu di Desa Kedungsuren, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal, dilatih membuat aneka roti, Rabu (3/7). Bahkan, kaum ibu yang bermukim di desa yang dikelilingi hutan jati itu juga dipandu membuat piza oleh chef Sukamto Adi.
Pelatihan yang digelar di rumah Ketua RW 3, Sumejo, ini diprakarsai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan Kecamatan Kaliwungu Selatan. ''Sukamto Adi merupakan chef sebuah pabrik roti di Sendang Sukucing, Kecamatan Rowosari, Kendal. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dibimbing untuk memproduksi aneka roti basah dan kering, skala kecil,'' kata Sudaryanto, Ketua Tim Pengeloa Kegiatan (TPK) PNPM, Desa Kedungsuren di sela kegiatan.
Setelah dinilai mahir, imbuh dia, ke-30 peserta yang dibagi dalam tiga kelompok usaha bersama (Kube) itu diarahkan untuk memproduksi bakery hingga skala besar. Untuk pemasaran produk, bekerja sama dengan sebuah pabrik roti. ''Peserta dapat memasarkan produknya pada Lebaran ke konsumen langsung atau ke toko makanan. Jika semula kaum ibu hanya memasarkan roti, kini mereka bisa membuat roti dan menjualnya,'' imbuh Sudaryanto.
Manfaatkan Hasil Bumi
Didampingi Sekcam Kaliwungu Selatan, Abdur Rolhim, dia menjelaskan, bahan baku pembuatan roti tidak sekadar menggunakan tepung terigu. ''Nantinya, bahan roti juga memanfaatkan bahan tepung singkong dan kentang hitam. Kedua bahan baku ini sangat berlimpah di Desa Kedungsuren. Hasil ladang warga di sini juga ada mbili dan galetung. Jika dijual apa adanya hasil alam tersebut sangat murah, misal, kentang hitam Rp 3 ribu/kg dan singkong Rp 1.000/kg.''
Fasilitator Kecamatan PNPM, Talun menambahkan, pemanfaatan hasil bumi itu sebagai bahan roti, akan meningkatkan nilai ekonomisnya. Selain bahan baku, PNPM Perdesaan juga memberikan bantuan alat untuk membuat roti kepada peserta, seperti mixer, pemanggang roti ukuran besar. ''Roti dibuat seenak mungkin, agar mudah dijual, misal, piza juga ditaburi saus, irisan daging dan bawang merah, keju,'' ujarnya didampingi penanggung jawab kegiatan, Herry Ariyanto.
Rohmawati (40), salah seorang peserta pelatihan, mengaku senang mengikuti kegiatan karena akan punya keterampilan tambahan. ''Selama ini saya hanya sibuk mengurus rumah, dengan keterampilan membuat roti tentu bisa mencari penghasilan,'' ucapnya. (SMNetwork/G15/hst)
Pelatihan yang digelar di rumah Ketua RW 3, Sumejo, ini diprakarsai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan Kecamatan Kaliwungu Selatan. ''Sukamto Adi merupakan chef sebuah pabrik roti di Sendang Sukucing, Kecamatan Rowosari, Kendal. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dibimbing untuk memproduksi aneka roti basah dan kering, skala kecil,'' kata Sudaryanto, Ketua Tim Pengeloa Kegiatan (TPK) PNPM, Desa Kedungsuren di sela kegiatan.
Setelah dinilai mahir, imbuh dia, ke-30 peserta yang dibagi dalam tiga kelompok usaha bersama (Kube) itu diarahkan untuk memproduksi bakery hingga skala besar. Untuk pemasaran produk, bekerja sama dengan sebuah pabrik roti. ''Peserta dapat memasarkan produknya pada Lebaran ke konsumen langsung atau ke toko makanan. Jika semula kaum ibu hanya memasarkan roti, kini mereka bisa membuat roti dan menjualnya,'' imbuh Sudaryanto.
Manfaatkan Hasil Bumi
Didampingi Sekcam Kaliwungu Selatan, Abdur Rolhim, dia menjelaskan, bahan baku pembuatan roti tidak sekadar menggunakan tepung terigu. ''Nantinya, bahan roti juga memanfaatkan bahan tepung singkong dan kentang hitam. Kedua bahan baku ini sangat berlimpah di Desa Kedungsuren. Hasil ladang warga di sini juga ada mbili dan galetung. Jika dijual apa adanya hasil alam tersebut sangat murah, misal, kentang hitam Rp 3 ribu/kg dan singkong Rp 1.000/kg.''
Fasilitator Kecamatan PNPM, Talun menambahkan, pemanfaatan hasil bumi itu sebagai bahan roti, akan meningkatkan nilai ekonomisnya. Selain bahan baku, PNPM Perdesaan juga memberikan bantuan alat untuk membuat roti kepada peserta, seperti mixer, pemanggang roti ukuran besar. ''Roti dibuat seenak mungkin, agar mudah dijual, misal, piza juga ditaburi saus, irisan daging dan bawang merah, keju,'' ujarnya didampingi penanggung jawab kegiatan, Herry Ariyanto.
Rohmawati (40), salah seorang peserta pelatihan, mengaku senang mengikuti kegiatan karena akan punya keterampilan tambahan. ''Selama ini saya hanya sibuk mengurus rumah, dengan keterampilan membuat roti tentu bisa mencari penghasilan,'' ucapnya. (SMNetwork/G15/hst)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.