Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Menjauhkan Hati dari Dunia

Oleh KH Dizkron Abdullah
Pengasuh Ponpes Ad-Dainuriyah 2 Pedurungan

SEORANG santri dari Irak yang hendak belajar tasawuf kepada Imam As-Syadzili hampir mengurungkan niatnya untuk meguru. Sebab ia lihat sang imam kaya raya. Pakaiannya sangat bagus seperti para wazir (menteri). Rumahnya seperti istana.

Tahu tamunya gundah, sang tuan rumah langsung mengajak keluar. Si anak muda diberinya segelas air dan disuruh naik ke kereta kencana miliknya. Kereta berlapis emas yang ditarik empat kuda bersabuk emas juga. Pesannya, pegangi gelas tersebut, jangan sampai airnya tumpah.

Masuklah si tamu ke dalam kereta. Kusir langsung menjalankannya keliling kota. Sekira dua jam kemudian kembali. Ketika turun si pemuda dihampiri.

”Bagaimana rasanya naik kereta kencana?,” tanya Imam As-Syadzili.

”Tidak terasa apa-apa. Saya tegang menjaga gelas ini,” jawab si pemuda masih memegang gelas dengan tangan gemetar.

”Nah, itulah dunia. Jika engkau tidak terikat dengannya, karena seluruh pikiran dan hatimu hanya terkonsentrasi di gelas berisi air, maka tak ada yang kau rasakan. Jika hatimu hanya berisi iman, pikiranmu hanya kepada Allah, harta benda takkan membelenggu atau mengikatmu,” tutur sang imam sambil menepuk pundak si pemuda dan antas mengambil gelas dari tangan tamunya.

Demikianlah, hati seorang hamba mestinya hanya berisi harapan (roja) dan ketakutan (khouf) kepada Allah. Itulah cinta. Seorang yang mencintai tentu selalu berharap sekaligus takut. Berharap selalu mendapat kasih sayangnya. Takut kalau-kalau berpisah atau diputus olehnya. Dan itu berlaku untuk Gusti Allah, Dzat Maha Pengasih dan Penyayang.

Dunia dan seisinya tidak membuat hatinya kepincut. Kalaupaun diberi kelimpahan rezeki, harta benda itu tidak memalingkannya dari beribadah kepada Allah. Itulah yang dinamakan zuhud. Yakni menjauhkan hati dari terikat kepada dunia dunia yang fana dan pasti sirna, demi mengejar kenikmatan akhirat yang abadi. Sedangkan kata dunia, berasal dari bahasa Arab dunya yang artinya rendah atau hina. Kenikmatannya hanyalah fatamorgana. Serba semu.

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20).

Imam Al-Ghazali menyebutkan ada tiga tanda-tanda zuhud. Pertama, tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih karena hal yang hilang. Kedua, sama saja di sisinya orang yang mencela dan mencacinya, baik terkait dengan harta maupun kedudukan. Ketiga, senantiasa bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh lezatnya ketaatan. Cinta Allah, bukan kepada dunia. Karena keduanya tidak dapat bersatu. Ibarat siang dan malam. ***

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous