Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pakaian Takwa

Oleh Misbahatul Hidayati
Alumnus Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga

PADA suatu seminar di IAIN, ada narasumber dari sebuah ormas berafiliasi partai Islam berpakaian ala Arab. Berjubah, bersurban, dan memakai terompah. Seorang mahasiswa bertanya: “Maaf, Pak. Apa yang Bapak pakai itu pakaian Islami?” Dijawab: “Ya. Tentu saja. Ini sesuai sunnah Nabi. Ini pakaian takwa.”

Si mahasiswa melanjutkan: “Maaf, Pak. Abu Lahab yang kafir dan jahat juga berpakaian seperti itu. Yang Anda pakai itu model Rasulullah atau meniru Abu Lahab?.” Seketika diamlah si narasumber. Matanya melolot, jenggotnya serasa terbakar. Sementara para hadirin tak kuasa menahan tawa. Terbahak-bahak seluruh isi ruangan. Begitulah repotnya kalau orang salah memahami agama. Dikiranya apa yang ada pada Nabi Muhammad, seluruhnya sebagai ajaran agama.

Padahal ada dimensi basyariah (kemanusiaan) dan ada dimensi ubudiyah (peribadatan).

Nabi Muhammad memang teladan bagi setiap insan. Uswatun hasanah. Tapi dalam dimensi ubudiyah dan akhlaqiyahnya. Bukan segalanya. Beliau memakai jubah dan sorban, memakan kurma pakai tiga jari tangan, memelihara jenggot dan seterusnya, itu dimensi basyariyahnya. Karena beliau adalah orang Arab.

Andai Baginda Rasul lahir di Eropa, pastilah beliau memakai celana. Bahkan juga berjas, berdasi, dan bersepatu Italia. Repotnya, ada orang bersemangat meniru Rasulullah, tetapi hanya sebatas atribut adatnya. Bukan perjuangannya berdakwah atau meneladani kemuliaan akhlaknya. Sungguh, sangat jauh maksud Allah dalam surat Al-A’raf: 26 dengan yang dia kenakan. Dalam ayat ini Gusti Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tandatanda kekuasaan Allah, mudahmudahan mereka selalu ingat.” Kata libasut taqwa yang diterjemahkan sebagai pakaian takwa, bukanlah jubah dan sorban model Arab. Bukan pula baju Koko asal Cina yang latah diberi label dagang ”baju takwa”.

”Pakaian Takwa” adalah pakaian yang menutupi aurat, dikenakan untuk memelihara diri dari sikap atau perbuatan dosa, serta selalu menjalankan perintah dan anjuran agama. Jika keikhlasan itu semata untuk meraih ridho Ilahi, maka pakaian itu jadi perhiasan yang indah bagi pemakainya.

Karena ia telah menjadikan pakaian sebagai sarana menuju takwa. Maka secara mudah, pakaian yang ia kenakan adalah pakaian takwa. Bukan selembar kain yang seolah sesuai tuntunan Nabi, tapi akhlak atau perilakunya justru jauh dari akhlak mulia. Bahkan bertolak belakang, karena sombong, menganggap diri suci, dan berprasangka buruk pada orang lain. Jika demikian, maka yang ia kenakan adalah ”pakaian sesat” meskipun model Arab.

Rasulullah SAW, memberikan informasi kepada kita bahwa orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. Selamat berpuasa. Semoga meraih takwa.***

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous