Impor Dibatasi, Harga Bawang Kian Melonjak
Pedagang sedang menata bawang, kemarin. Harga bawang putih kini semakin melonjak hingga enam kali lipat dari Rp 5.000/kg menjadi Rp 36.000/kg (SM/Fista Novianti) |
SEMARANG-Harga bawang utamanya komoditas bawang putih di beberapa pasar tradisional Semarang belakangan terus menanjak dari sebelumnya Rp 5.000/kg saat ini mencapai Rp 36.000/kg. Lonjakan harga bawang putih ini konsekuensi dari dibatasinya impor bawang putih dari penerapan Permentan nomor 60 Tahun 2012 tentang rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH).
"Harga bawang putih naik dikarenakan impor masih belum dibuka. Bawang putih itu salah satu komoditas yang dibatasi kuota impornya, mungkin karena belum ada pasokan impor jadi barangnya mulai sedikit. Jadi biasanya ibu-ibu beli Rp 5.000/kg saat ini sudah Rp 36.000/kg," kata Ratmini (25) pedagang bawang di Pasar Gayamsari, kemarin.
Seperti diketahui, ada tujuh komoditas hortikultura yang dibatasi jumlah kuota impornya masuk ke Indonesia sampai 30 Juni 2013. Antara lain, bawang yang terdiri dari bawang bombay, bawang merah dan bawang putih, jeruk yang terdiri dari jeruk siam, jeruk mandarin, lemon dan pamelo, anggur, apel dan lengkeng.
Menurut Ratmini, harga bawang kini telah melonjak hingga enam kali lipat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pasokan di pasar. Selama ini, pasokan bawang putih Indonesia masih dipenuhi dari impor. Apalagi, dengan pasokan bawang putih lokal yang belum normal, otomatis ikut meningkatkan harga bawang putih di dalam negeri. Sebelumnya ia menjual bawang putih impor namun sekarang sudah tidak ada lagi.
''Stok yang saya miliki pun terbatas. Saat ini saya hanya memiliki 700 kilogram saja dari sebelumnya bisa 1,5 ton,'' katanya.
Pedagang bawang di Pasar Johar, Suhartini (35) mengatakan, selama ini pasokan bawang putih sebagian besar sangat tergantung dari impor. Sementara dari lokal hanya sebagian kecil saja. Pasokan bawang putih hampir semuanya impor. Hal ini karena keterbatasan pasokan lokal. Pemerintah membatasi impor bawang putih sementara pasokan lokal tidak menentu. Permintaan jelas semakin tinggi sedang pasokan tidak ada, makanya harga naik terus.
Untuk itu, ia berharap ke depan pemerintah tidak terlalu memperketat impor bawang putih. ''Sebenarnya kasihan petani lokal tapi kalau mereka tidak sanggup menambah stok kemudian harga naik, kan akhirnya memberatkan konsumen dan pedagang. Sebab, kalau mahal begini, penjualan jelas menurun. Biasanya saya bisa habis 1 ton dalam sehari ini hanya 500 kilogram saja,'' keluhnya. (K14-SMNetwork/yul)
"Harga bawang putih naik dikarenakan impor masih belum dibuka. Bawang putih itu salah satu komoditas yang dibatasi kuota impornya, mungkin karena belum ada pasokan impor jadi barangnya mulai sedikit. Jadi biasanya ibu-ibu beli Rp 5.000/kg saat ini sudah Rp 36.000/kg," kata Ratmini (25) pedagang bawang di Pasar Gayamsari, kemarin.
Seperti diketahui, ada tujuh komoditas hortikultura yang dibatasi jumlah kuota impornya masuk ke Indonesia sampai 30 Juni 2013. Antara lain, bawang yang terdiri dari bawang bombay, bawang merah dan bawang putih, jeruk yang terdiri dari jeruk siam, jeruk mandarin, lemon dan pamelo, anggur, apel dan lengkeng.
Menurut Ratmini, harga bawang kini telah melonjak hingga enam kali lipat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pasokan di pasar. Selama ini, pasokan bawang putih Indonesia masih dipenuhi dari impor. Apalagi, dengan pasokan bawang putih lokal yang belum normal, otomatis ikut meningkatkan harga bawang putih di dalam negeri. Sebelumnya ia menjual bawang putih impor namun sekarang sudah tidak ada lagi.
''Stok yang saya miliki pun terbatas. Saat ini saya hanya memiliki 700 kilogram saja dari sebelumnya bisa 1,5 ton,'' katanya.
Pedagang bawang di Pasar Johar, Suhartini (35) mengatakan, selama ini pasokan bawang putih sebagian besar sangat tergantung dari impor. Sementara dari lokal hanya sebagian kecil saja. Pasokan bawang putih hampir semuanya impor. Hal ini karena keterbatasan pasokan lokal. Pemerintah membatasi impor bawang putih sementara pasokan lokal tidak menentu. Permintaan jelas semakin tinggi sedang pasokan tidak ada, makanya harga naik terus.
Untuk itu, ia berharap ke depan pemerintah tidak terlalu memperketat impor bawang putih. ''Sebenarnya kasihan petani lokal tapi kalau mereka tidak sanggup menambah stok kemudian harga naik, kan akhirnya memberatkan konsumen dan pedagang. Sebab, kalau mahal begini, penjualan jelas menurun. Biasanya saya bisa habis 1 ton dalam sehari ini hanya 500 kilogram saja,'' keluhnya. (K14-SMNetwork/yul)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.