Bergejolak di Sendangmulyo
SENDANGMULYO- Warga banyak, masalah yang timbul pun banyak pula, itulah hal pertama yang diungkapkan Soeharsono, Lurah Sendangmulyo. Jumlah warganya tergolong paling banyak dibanding dengan kelurahan lain, sebanyak hampir 29 ribu jiwa tinggal di kawasan ini. Selain jumlah penduduknya yang banyak, luas wilayah kelurahannya seluas Kecamatan Tugu.
“Wilayah Sendangmulyo luas sekali, sehingga dijadikan wilayah kelurahan perkembangan,” jelasnya. Soeharsono mengungkapkan sangat berat memimpin wilayah yang banyak penduduknya, terlebih Kelurahan Sendangmulyo merupakan kelurahan perkembangan. Banyak
masalah yang bergejolak di sana, seperti masalah lingkungan yang berhubungan dengan sarana-prasarana, tanah, dan sampah.
Kondisi Kondusif
Meskipun begitu, Soeharsono berusaha semaksimal mungkin membuat kondisi kondusif. “Kalau ada masalah sebisa mungkin kami menjembataninya, semua masalah bisa diselesaikan dengan musyawarah,” tuturnya. Karena banyaknya penduduk di wilayah ini, otomatis kegiatan pelayanan untuk masyarakat dapat dikatakan over, bila dibanding dengan kelurahan lain. Soeharsono mengatakan dalam sehari pegawai kelurahan melayani 40 hingga 50 orang.
Di kelurahan yang terdiri dari 29 RW dan 233 RT ini, yang jadi prioritas pembangunan, masalah drainase di daerah Tulus Harapan. “Kalau hujan turun daerah ini sudah kayak sungai,” ungkapnya.
Ia mengatakan, hal itu akibat ulah pengembang yang tidak memperhitungkan dampak ke depannya. “Dulu perumahan belum sebanyak sekarang, mereka membuat saluran dengan diameter yang seadanya. Tapi setelah banyak perumahan, saluran tersebut tidak dapat menampung. Apalagi saluran tidak pernah dikeruk, ya jadinya meluap dan banjir,” jelasnya.
Pihaknya sudah berkalikali melaporkan ke dinas PSDA karena sedimentasi yang sudah tebal, tapi tetap saja banjir menggenangi wilayah RW 09. Selain itu juga kurangnya kepedulian warga untuk membersihkan saluran.
“Kebanyakan tidak memiliki bak kontrol, jadi saluran air langsung diplester. Jadi susah kalau mau dibersihkan atau dikeruk,” tuturnya. (wara-harian semarang)
“Wilayah Sendangmulyo luas sekali, sehingga dijadikan wilayah kelurahan perkembangan,” jelasnya. Soeharsono mengungkapkan sangat berat memimpin wilayah yang banyak penduduknya, terlebih Kelurahan Sendangmulyo merupakan kelurahan perkembangan. Banyak
masalah yang bergejolak di sana, seperti masalah lingkungan yang berhubungan dengan sarana-prasarana, tanah, dan sampah.
Kondisi Kondusif
Meskipun begitu, Soeharsono berusaha semaksimal mungkin membuat kondisi kondusif. “Kalau ada masalah sebisa mungkin kami menjembataninya, semua masalah bisa diselesaikan dengan musyawarah,” tuturnya. Karena banyaknya penduduk di wilayah ini, otomatis kegiatan pelayanan untuk masyarakat dapat dikatakan over, bila dibanding dengan kelurahan lain. Soeharsono mengatakan dalam sehari pegawai kelurahan melayani 40 hingga 50 orang.
Di kelurahan yang terdiri dari 29 RW dan 233 RT ini, yang jadi prioritas pembangunan, masalah drainase di daerah Tulus Harapan. “Kalau hujan turun daerah ini sudah kayak sungai,” ungkapnya.
Ia mengatakan, hal itu akibat ulah pengembang yang tidak memperhitungkan dampak ke depannya. “Dulu perumahan belum sebanyak sekarang, mereka membuat saluran dengan diameter yang seadanya. Tapi setelah banyak perumahan, saluran tersebut tidak dapat menampung. Apalagi saluran tidak pernah dikeruk, ya jadinya meluap dan banjir,” jelasnya.
Pihaknya sudah berkalikali melaporkan ke dinas PSDA karena sedimentasi yang sudah tebal, tapi tetap saja banjir menggenangi wilayah RW 09. Selain itu juga kurangnya kepedulian warga untuk membersihkan saluran.
“Kebanyakan tidak memiliki bak kontrol, jadi saluran air langsung diplester. Jadi susah kalau mau dibersihkan atau dikeruk,” tuturnya. (wara-harian semarang)
terimakasih informasinya
ReplyDelete