Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Setelah 31 Tahun Membenci Suami ...



Banyak wanita zaman dulu menikah tanpa pacaran. Bahkan tanpa rasa cinta. Menurut para orangtua, cinta bisa datang belakangan.

Memang, banyak yang membuktikan perkawinan tanpa cinta bisa bahagia dan langgeng, punya banyak anak, dan harmonis. Namun itu hanya terjadi jika ada kekuatan cinta, dan mereka yang menjalani sumeleh pada Tuhan. Tapi, sebagian lagi bisa jadi hanya pura-pura bahagia.

Salah satu perempuan yang menjalani rumahtangga penuh pura-pura adalah Yuni, penduduk Lempongsari, Semarang. Sosok yang namanya kami samarkan ini menjalani rumahtangga hingga punya empat anak tanpa secuil pun cinta di hatinya.

Tiga puluh satu tahun ia memendam semua kegundahan dan tekanan perasaannya. Semasa gadis dulu, saat baru lulus dari SMA, ia dipaksa kawin oleh bapaknya. Takut disebut anak durhaka, ia turuti menjadi istri dari pemuda asing dari luar Kota Semarang, sebut saja Muzaki.

Sebenarnya ia telah berusaha menerima Muzaki sebagai pemimpinnya. Toh nyatanya Muzaki adalah suaminya. Telah sah secara hukum maupun adat. Namun ia gagal mendamaikan batinnya. Tak satu pun benih cinta bisa lahir di sanubarinya. Terlalu datar perasaannya kepada Muzaki.

Di matanya, Muzaki sama sekali tak ada dalam peta cintanya. Jauh amat dari getar-getar nuraninya sebagai seorang wanita. Bahkan ia menganggap Muzaki hanyalah malapetaka baginya, sebab pemuda yang dimanja bapaknya itu tak bisa menghargai wanita. Perangainya egois dan teramat merendahkan kaum hawa. Jangankan soal gender, cara berbicara yang pas dengan wanita saja dia tak mengerti. Kesenangannya hanya nongkrong dan gojekan dengan teman-teman lelakinya.

Muzaki hanya pulang jika butuh makan, mandi atau ’ngetap oli’. Sewaktu-waktu ’butuh’, ia langsung mendekap istrinya. Praktis relasi Yuni dengan Muzaki seolah buruh dan majikan. Bahkan tanpa upah. Sedangkan nafkah yang diberikan Muzaki sangat kurang.

Sebagaimana perempuan kampung pada umumnya, Yuni hanya bisa pasrah. Ia tahan semua deritanya seorang diri. Anak-anaknya jadi tempatnya menumpahkan segala beban. Setiap saat dia menangis sambil memeluk anaknya saat mereka tidur. Berharap tidak ada yang mengalami nasib seperti dirinya.

Seorang sahabat Yuni sebenarnya pernah memberi saran agar dia menggugat cerai Muzaki. Itu adalah hak yang dijamin oleh undang-undang. Namun Yuni tak berani, ia bakal berhadapan dengan bapaknya jika sampai melakukan hal itu. Sebab menikah dengan Muzaki adalah perintah sang ayah.

Namun Tuhan memberi solusi padanya. Belum lama ini, setelah ayahnya meninggal, Yuni merasa sudah lunas berbakti. Ketaatannya telah selesai. Lalu ia mendaftarkan gugatan cerai. Usai mendapat vonis hakim, Muzaki bisa dia pulangkan setelah 30 tahun tinggal di rumah bapaknya.

Yuni bertekad akan merawat ibunya dengan perasaan lapang. Tiga anaknya yang belum mentas mendukung langkah ibunya tersebut. (Riana Dewi)




Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous