Ponpes Madrosatul Qur’anil Aziziyyah

PONDOK Pesantren Putra Putri Madrosatul Qur’anil Aziziyyah Kelurahan Beringin, Ngaliyan merupakan salah satu pondok pesantren yang banyak mencetak para hafidz atau penghafal Alquran. Pondok pesantren tersebut diasuh oleh pemiliknya langsung, KH Sholeh Mahali dan istrinya, Nur Azizah.
Ponpes yang berdiri diatas tanah kurang lebih satu hektare ini letaknya tak jauh dari Masjid Agung Beringin. Tak terlalu sulit untuk menemukannya, letaknya persis di pinggir jalan raya Beringin.
Awal mula berdirinya Pondok pesantren diceritakan oleh KH Sholeh. Kira-kira sekitar tahun 1987 ada seorang anak perempuan yang datang dan ingin belajar ngaji pada KH Sholeh. “Padahal saya belum punya pesantren, tapi karena melihat keinginan anak itu yang begitu kuat untuk belajar ngaji, akhirnya saya tampung di kamar belakang,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, satu demi satu anakanak kampung mulai berdatangan ke rumah KH
Sholeh dengan maksud dan tujuan yang sama, yaitu belajar agama dan Alquran.
Karena banyaknya anak yang datang, akhirnya KH Sholeh pun menyediakan satu kamar lagi untuk menampung muridmuridnya yang ingin belajar agama dan Alquran. “Saya sempat dibantu oleh mertua waktu itu, karena memang satu kamar itu sudah tidak muat lagi untuk menampung anakanak yang belajar. Mertua bersedia memberikan satu kamarnya untuk dipakai anakanak yang mondok disini,” ungkapnya kepada Harian Semarang yang menemui di kediamannya.
Keinginan KH Sholeh untuk membuat pondok pesantren akhirnya kesampaian setelah dibantu seorang temannya. Namanya Andi Sukarman. ‘’Dia datang ke rumah. Karena saya tidak ada, dia pesan sama istri saya. Intinya dia ingin membantu mewujudkan keinginan saya membuat pesantren. Saya akhirnya datang ke rumahnya,’’ tutur KH Sholeh.
Setelah menemui temannya tersebut, kabar gembira pun dibawa pulang oleh KH Sholeh. ‘’Saya disuruh mencari tanah kosong. Kebetulan dapat di sini. Setelah dibeli Andi Sukarman tanah itu kemudian diwakafkan kepada saya untuk dibangun pondok pesantren. Luasnya sekitar 300 meter persegi,” kenangnya.
Tak hanya dari temannya, mertua KH Sholeh pun juga ikut memberikan tanah seluas 210 meter
persegi untuk dibangun pondok pesantren. “Dari situlah saya mulai mencari temanteman yang mau diajak bekerja sama mendirikan pondok pesantren ini. Dengan beberapa teman akhirnya berdiri Yayasan Madrosatul Quranil,” ujar ayah empat anak ini.
Pada tahun 1986 barulah pondok putri berdiri untuk pertama kalinya dengan puluhan santri perempuan yang berasal dari berbagai daerah. “Karena warga senang dengan adanya ponpes, mereka pun meminta agar anakanaknya juga dibolehkan belajar TPQ di ponpes,” kata KH Sholeh.
Dengan swadaya masyarakat, akhirnya juga berdiri TPQ (tempat pendidikan Alquran). Kegiatan
di TPQ berlangsung sehabis ashar, dan setelah isya dipakai untuk diniyah dan pesantren.
“Alhamdulillah lama-lama anak yang mondok ke sini semakin banyak saja. Bahkan karena terlalu banyak, saya sempa menyewa bangunan di seberang jalan untuk menampung santri laki-laki. Tapi setelah ada wakaf lagi berupa tanah 300 meter persegi akhirnya saya bangun pondok untuk anak lakilaki,” ujarnya sembari tersenyum.
Dengan tanah wakaf dari keluarga dan kerabatnya berdirilah Pondok Pesantren dan TPQ di lingkungan kediamannya. Semakin hari semkain banyak saja santri yang datang untuk mondok di ponpes miliknya. Tahun 1988 bangunan pondok dijadikan dua lantai untuk menampung santri
laki-laki.
Sekarang ini di Ponpes Putra Putri Madrosatul Qur’anil Aziziyyah itu menampung ratusan santri
dari berbagai daerah, termasuk satu santri dari Malaysia.
Salah satu keunggulan sekaligus pendidikan wajib di ponpes ini, semua anakanak dididik untuk hafal Alquran. Tak peduli pendidikan mereka apa, pokoknya wajib hafal Alquran.
Di samping itu, setiap anak yang ada di pondok diajarkan ilmu fikih, tauhid, akhlak dan ilmu yang berkaitan dengan agama Islam, hadis dan Alquran. Untuk hafal Alquran biasanya dibutuhkan waktu paling cepat satu tahun, atau bisa lebih beberapa bulan. Setelah santri hafal Alquran, ponpes menyelenggarakan wisuda.
Sekali setahun, biasanya tanggal 27 Rajab, selalu diadakan maflah atau acara khatam Alquran yang diikuti semua siswa ponpes. (lissa/wara_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalah gunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.