Alumnus Ramadan
Oleh Fahmi Albar
Remaja Masjid Darussalam Plamongan Indah Pedurungan
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu
Akbar. La ilaha illallahu
Allahu Akbar. Allahu Akbar
walillahil Hamdu.
KUMANDANG takbir, tahlil dan tahmid,ini meramaikan malam kita nanti, saat kita mengakhiri puasa dan menutupnya dengan zakat fitrah. Mungkin ditambah infaq dan sedekah.
Usai berbuka puasa Ramadan untuk terkhir kali, lalu bersiap sholat Idul fitri, yang muncul pasti rasa gembira. Meskipun Nabi Muhammad mengajari kita sedih ditinggal bulan yang mulia, nyatanya sebagian besar dari kita lebih mudah terbawa suasana riang karena akan ketemu Lebaran.
Sebatas senang karena merasa telah melawan nafsu dan menang tidak masalah. Itu ungkapan bahagia usai lulus dari sebuah ujian. Ada prestasi yang patut dibanggakan dan karenanya pantas dirayakan. Berlebaran dengan baju baru, banyak makanan, banyak uang, bertemu sanak kadang.
Namun kita perlu bertanya lebih dalam pada diri sendiri, bisakah kita menjaga prestasi itu? Dapatkah mempertahankan ritme ibadah yang telah kita lakoni selama sebulan? Mampukah sabar, jujur, dan qona’ah seperti yang kita jalani selama berpuasa? Bisakah istiqomah menjaga lisan dari ucapan tiada guna, mengawal anggota badan dari maksiat dan dosa, mengondisikan hati senantiasa bening dan damai? Jika kita mengikuti pelatihan spiritual, biasanya dua atau tiga hari, mungkin kita berpikir telah mendapat pencerahan. Lalu semangat menggelegak, ingin meninggalkan yang buruk dan berupaya berbuat kebaikan. Tekadnya ingin meraih derajat tinggi sebagai orang yang ihsan. Bukan sekadar beriman dan berislam, yang berarti percaya Tuhan dan menjalankan syariat agama.
Nah, yang kita alami kemarin adalah pelatihan luar biasa. Satu bulan penuh dan 24 jam tiap hari kita digladi. Dan yang melatih adalah Allah SWT langsung. Bukan sekadar trainer yang terbatas memberi ilmu kepada kita.
Satu bulan dilatih langsung oleh Allah, semoga kita menjadi alumnus yang luar biasa. Yaitu bertakwa. Harapannya, usai mengikuti pelatihan itu, kita bisa menjaga amalan selama training. Kalau malam bangun untuk sholat sunnah, syukur sebanyak sholat tarawih. Juga darusan dan wiridan. Di masjid maupun rumah kediakan.
Kalau siang berpuasa dan tetap bekerja. Suka berderma dan menebar kebaikan kepada siapa saja.
Meninggalkan sikap tamak dan bakhil alias kikir atas harta. Mestinya itu semua bisa kita lakukan kapan saja. Setelah di-charge penuh selama sebulan, energi kita mestinya besar. Bahkan bertambah. Sehingga 11 bulan berikutnya prestasi ibadah kita meningkat. Setidak-tidaknya tetap. Tetap seperti selama puasa.
Alhamdulilah. Mari kita mohon bimbingan Allah agar kita mampu melakukan hal itu. Setidaknya kita meniatinya sejak sekarang. Agar kita pantas menjadi alumnus Ramadan. Amin.
Taqobbalallhu minna waminkum shiyamana washiyamakum. waja’alanallahu waiyyakum minal
a’’idina wal faizin.
Semoga Allah menerima amal kita, puasa kita, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali dan yang beruntung. Selamat berlebaran. Mohon maaf lahir batin.***
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu
Akbar. La ilaha illallahu
Allahu Akbar. Allahu Akbar
walillahil Hamdu.
KUMANDANG takbir, tahlil dan tahmid,ini meramaikan malam kita nanti, saat kita mengakhiri puasa dan menutupnya dengan zakat fitrah. Mungkin ditambah infaq dan sedekah.
Usai berbuka puasa Ramadan untuk terkhir kali, lalu bersiap sholat Idul fitri, yang muncul pasti rasa gembira. Meskipun Nabi Muhammad mengajari kita sedih ditinggal bulan yang mulia, nyatanya sebagian besar dari kita lebih mudah terbawa suasana riang karena akan ketemu Lebaran.
Sebatas senang karena merasa telah melawan nafsu dan menang tidak masalah. Itu ungkapan bahagia usai lulus dari sebuah ujian. Ada prestasi yang patut dibanggakan dan karenanya pantas dirayakan. Berlebaran dengan baju baru, banyak makanan, banyak uang, bertemu sanak kadang.
Namun kita perlu bertanya lebih dalam pada diri sendiri, bisakah kita menjaga prestasi itu? Dapatkah mempertahankan ritme ibadah yang telah kita lakoni selama sebulan? Mampukah sabar, jujur, dan qona’ah seperti yang kita jalani selama berpuasa? Bisakah istiqomah menjaga lisan dari ucapan tiada guna, mengawal anggota badan dari maksiat dan dosa, mengondisikan hati senantiasa bening dan damai? Jika kita mengikuti pelatihan spiritual, biasanya dua atau tiga hari, mungkin kita berpikir telah mendapat pencerahan. Lalu semangat menggelegak, ingin meninggalkan yang buruk dan berupaya berbuat kebaikan. Tekadnya ingin meraih derajat tinggi sebagai orang yang ihsan. Bukan sekadar beriman dan berislam, yang berarti percaya Tuhan dan menjalankan syariat agama.
Nah, yang kita alami kemarin adalah pelatihan luar biasa. Satu bulan penuh dan 24 jam tiap hari kita digladi. Dan yang melatih adalah Allah SWT langsung. Bukan sekadar trainer yang terbatas memberi ilmu kepada kita.
Satu bulan dilatih langsung oleh Allah, semoga kita menjadi alumnus yang luar biasa. Yaitu bertakwa. Harapannya, usai mengikuti pelatihan itu, kita bisa menjaga amalan selama training. Kalau malam bangun untuk sholat sunnah, syukur sebanyak sholat tarawih. Juga darusan dan wiridan. Di masjid maupun rumah kediakan.
Kalau siang berpuasa dan tetap bekerja. Suka berderma dan menebar kebaikan kepada siapa saja.
Meninggalkan sikap tamak dan bakhil alias kikir atas harta. Mestinya itu semua bisa kita lakukan kapan saja. Setelah di-charge penuh selama sebulan, energi kita mestinya besar. Bahkan bertambah. Sehingga 11 bulan berikutnya prestasi ibadah kita meningkat. Setidak-tidaknya tetap. Tetap seperti selama puasa.
Alhamdulilah. Mari kita mohon bimbingan Allah agar kita mampu melakukan hal itu. Setidaknya kita meniatinya sejak sekarang. Agar kita pantas menjadi alumnus Ramadan. Amin.
Taqobbalallhu minna waminkum shiyamana washiyamakum. waja’alanallahu waiyyakum minal
a’’idina wal faizin.
Semoga Allah menerima amal kita, puasa kita, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali dan yang beruntung. Selamat berlebaran. Mohon maaf lahir batin.***
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.