PKL Taman Progo Tolak Penggusuran
JUMAT kemarin, puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang setiap harinya berdagang di dalam area Taman Progo Citarum, menggelar aksi protes saat puluhan anggota Satpol PP hendak menggusur mereka dari tempat yang sudah bertahun-tahun mereka tempati.
Kondisi taman yang becek akibat hujan deras malam sebelumnya, tidak membuat mereka mengurungkan niatnya.
Bahkan di antara mereka ada yang melakukan aksi teatrikal mengguling-gulingkan badan di lumpur dan melepas baju sebagai wujud keprihatinan terhadap pemerintah yang tidak memikirkan nasib rakyat kecil.
Yel-yel penolakan terhadap penggusuran, mereka teriakkan, begitu juga kecaman-kecaman terhadap pemerintah yang mereka anggap tidak memikirkan nasib pedagang kecil.
Kondisi taman yang becek akibat hujan deras malam sebelumnya, tidak membuat mereka mengurungkan niatnya.
Bahkan di antara mereka ada yang melakukan aksi teatrikal mengguling-gulingkan badan di lumpur dan melepas baju sebagai wujud keprihatinan terhadap pemerintah yang tidak memikirkan nasib rakyat kecil.
Yel-yel penolakan terhadap penggusuran, mereka teriakkan, begitu juga kecaman-kecaman terhadap pemerintah yang mereka anggap tidak memikirkan nasib pedagang kecil.
”Kami ini bukan sampah masyarakat, kami hanya ingin mencari nafkah untuk keluarga kami,” teriak salah satu pedagang dengan gaya orator.
Dalam aksinya teatrikalnya, beberapa pedagang seolaholah menggambarkan, betapa sulitnya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan menggelar dan menawarkan dagangan mereka.
Namun aksi tersebut langsung di ubarkan oleh puluhan petugas Satpol PP yang sejak pagi menunggu.
Ada juga aksi seorang pedagang dengan diikuti pedagang lainnya membawa lari dagangannya berkeliling taman sambil berteriak-teriak “awas ada Satpol PP!”. Sementara beberapa pedagang lainnya menikmati suguhan aksi itu. ”Ini sebagai bukti bahwa kita sering dikejarkejar Satpol PP saat menggelar dagangan. Bahkan hanya untuk aksi teatrikal saja kita dibubarkan,” kata salah satu pedagang.
Salah seorang pedagang, Muh Syafik mengaku sangat kecewa dengan tindakan Satpol PP yang hendak menggusur mereka. Padahal menurutnya, sudah ada agenda kesepakatan dari pertemuan para pedagang dengan DPRD Kota Semarang, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP), dan Dinas Pasar. Pertemuan itu untuk mencari solusi yang terbaik sehingga tidak saling merugikan.
“Kita ini hanya pedagang yang berpeghasilan Rp 20 ribu per hari yang hanya cukup untuk kebutuhan makan keluarga. Itupun kadang masih kurang. Tindakan petugas Satpol hanya sepihak tanpa memikirkan nasib keluarga kami,” ujar pedagang lainnya.
Kusdi salah seorang pedagang menambahkan, seluruh PKL akan tetap bartahan di lokasi sampai ada keputusan yang pasti dari pemerintah. ”Ini adalah mata pencaharian kita satusatunya, kita akan tetap bertahan sampai ada kejelasan dan solusi yang kongkret dari pemerintah,’’ ujarnya.
Hingga sekitar pukul 13.00, para pedagang masih bertahan di Taman Progo. Sementara puluhan
anggota Satpol PP dan petugas dari Polres Semarang Timur juga berada di lokasi. ”Kami tidak akan pergi sampai ada kepastian dari pemerintah,” teriak beberapa pedagang lagi. (andik-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Dalam aksinya teatrikalnya, beberapa pedagang seolaholah menggambarkan, betapa sulitnya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan menggelar dan menawarkan dagangan mereka.
Namun aksi tersebut langsung di ubarkan oleh puluhan petugas Satpol PP yang sejak pagi menunggu.
Ada juga aksi seorang pedagang dengan diikuti pedagang lainnya membawa lari dagangannya berkeliling taman sambil berteriak-teriak “awas ada Satpol PP!”. Sementara beberapa pedagang lainnya menikmati suguhan aksi itu. ”Ini sebagai bukti bahwa kita sering dikejarkejar Satpol PP saat menggelar dagangan. Bahkan hanya untuk aksi teatrikal saja kita dibubarkan,” kata salah satu pedagang.
Salah seorang pedagang, Muh Syafik mengaku sangat kecewa dengan tindakan Satpol PP yang hendak menggusur mereka. Padahal menurutnya, sudah ada agenda kesepakatan dari pertemuan para pedagang dengan DPRD Kota Semarang, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP), dan Dinas Pasar. Pertemuan itu untuk mencari solusi yang terbaik sehingga tidak saling merugikan.
“Kita ini hanya pedagang yang berpeghasilan Rp 20 ribu per hari yang hanya cukup untuk kebutuhan makan keluarga. Itupun kadang masih kurang. Tindakan petugas Satpol hanya sepihak tanpa memikirkan nasib keluarga kami,” ujar pedagang lainnya.
Kusdi salah seorang pedagang menambahkan, seluruh PKL akan tetap bartahan di lokasi sampai ada keputusan yang pasti dari pemerintah. ”Ini adalah mata pencaharian kita satusatunya, kita akan tetap bertahan sampai ada kejelasan dan solusi yang kongkret dari pemerintah,’’ ujarnya.
Hingga sekitar pukul 13.00, para pedagang masih bertahan di Taman Progo. Sementara puluhan
anggota Satpol PP dan petugas dari Polres Semarang Timur juga berada di lokasi. ”Kami tidak akan pergi sampai ada kepastian dari pemerintah,” teriak beberapa pedagang lagi. (andik-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.