Katrol Gol
LIMA musim terakhir, tim Mahesa Jenar mengalami fluktuasi hebat rekapitulasi gol. Setelah sempat surplus 18 gol pada musim 2005, selisih gol PSIS parah pada musim 2008. Bayangkan: minus 45 gol!
Musim 2004, Mahesa Jenar besutan Cornelis Sutardi dan Bonggo Pribadi mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Kemudian Herri Kiswanto dipilih menjadi pelatih kepala pada
pertengahan kompetisi sekaligus perombakan skuad. Indriyanto Nugroho menjadi pemain tersubur dengan torehan 11 gol.
Awal kejayaan PSIS dimulai 2005. Diracik Bambang Nurdiansyah, PSIS mendaki hingga peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, runner up Grup Barat (8 Besar), dan juara 3. Kala itu Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS masuk Wilayah I atau Barat. Emanuel de Porras mencatat 13 gol, alias topskorer PSIS.
De Porras kembali menjadi penyumbang gol terbanyak dengan sembilan gol musim 2006. Di semi final, Imral Usman yang kini kembali direkrut mencetak gol tunggal versus Persekabpas.
Di Liga Super 2008/2009 PSIS mengalami penurunan super tajam pada produktivitas gol. Dari total 34 pertandingan, gawang Agus Murod kebobolan hingga 62 kali, dan hanya menciptakan 17 gol, dari 4 kali menang, 9 kali seri, dan 21 kalah.
Menyimak statistik itu, pada musim 2009/2010 ini masyarakat Semarang sangat berharap PSIS tak menjadi bulan-bulanan lawan. Christiano Lopes (yang menyumbangkan 17 gol untuk Pelita Jaya) dan Imral Usman (yang mendonasikan 5 gol buat PKT Bontang) musim lalu, diharap banyak menjadi lumbung gol, meski dalam sejumlah uji coba dan Turnamen Piala Kampoeng Semawis, mereka masih paceklik. Sanggupkah? Kita tunggu saja. (wiwig-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Musim 2004, Mahesa Jenar besutan Cornelis Sutardi dan Bonggo Pribadi mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Kemudian Herri Kiswanto dipilih menjadi pelatih kepala pada
pertengahan kompetisi sekaligus perombakan skuad. Indriyanto Nugroho menjadi pemain tersubur dengan torehan 11 gol.
Awal kejayaan PSIS dimulai 2005. Diracik Bambang Nurdiansyah, PSIS mendaki hingga peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, runner up Grup Barat (8 Besar), dan juara 3. Kala itu Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS masuk Wilayah I atau Barat. Emanuel de Porras mencatat 13 gol, alias topskorer PSIS.
De Porras kembali menjadi penyumbang gol terbanyak dengan sembilan gol musim 2006. Di semi final, Imral Usman yang kini kembali direkrut mencetak gol tunggal versus Persekabpas.
Di Liga Super 2008/2009 PSIS mengalami penurunan super tajam pada produktivitas gol. Dari total 34 pertandingan, gawang Agus Murod kebobolan hingga 62 kali, dan hanya menciptakan 17 gol, dari 4 kali menang, 9 kali seri, dan 21 kalah.
Menyimak statistik itu, pada musim 2009/2010 ini masyarakat Semarang sangat berharap PSIS tak menjadi bulan-bulanan lawan. Christiano Lopes (yang menyumbangkan 17 gol untuk Pelita Jaya) dan Imral Usman (yang mendonasikan 5 gol buat PKT Bontang) musim lalu, diharap banyak menjadi lumbung gol, meski dalam sejumlah uji coba dan Turnamen Piala Kampoeng Semawis, mereka masih paceklik. Sanggupkah? Kita tunggu saja. (wiwig-harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.