Mewarisi Kesaktian Mahesa Jenar
SELAMA ini PSIS dijuluki “Mahesa Jenar”. Tetapi generasi terkini belum paham siapa sebenarnya tokoh ngedap-ngedapi ini. Berikut rangkuman mengenai dirinya. Mahesa Jenar adalah tokoh utama dalam cerita Nagasasra dan Sabukinten karya SH Mintardja. Cerita yang populer pada 1960 ini mengisahkan tentang sosok mantan prajurit Kasultanan Demak dalam upaya mencari pusaka kerajaan, yakni keris Nagasasra dan Sabukinten.
Ia dikenal pula sebagai Senapati Rangga Tohjaya. Gelar itu didapatnya saat masih menjabat sebagai salah satu prajurit pilihan Kerajaan Demak. Mahesa Jenar berasal dari Kadipaten Pandan Arang (Semarang) dan murid dari Ki Ageng Pengging Sepuh alias Pangeran Handayaningrat, putra dari Prabu Brawijaya kelima.
Dalam perantauannya, ia juga dikenal sebagai Manahan. Nama itu dipakainya saat melarikan diri dari kejaran Laskar Banyubiru demi menyelamatkan Arya Salaka, putra sahabatnya, Ki Ageng Gajah Sora.
Mahesa Jenar menguasai Ilmu Sasra Birawa dari perguruan Pengging. Sebelum mendapat bimbingan dari Ki Kebo Kanigara, ilmunya belum seberapa. Tapi setelah itu kesaktiannya meningkat tajam, sehingga disebut sebagai titisan Pangeran Handayaningrat sendiri. Bahkan oleh sebagian kalangan tua, Mahesa Jenar dipandang lebih hebat dari gurunya tersebut.
Ia juga memiliki kelincahan kijang dengan tenaga banteng. Dalam pertarungan, ia menggunakan berbagai senjata. Segala benda di tangannya bisa digunakan sebagai senjata mematikan. Mahesa Jenar juga kebal racun karena di dalam darahnya mengalir bisa ular Gundala Seta yang mampu menetralisasi segala macam racun. Bisa ular Gundala Seta tersebut diperolehnya dari Ki Ageng Sela. Kemampuannya dibuktikan saat mengobati kaki Wirasaba, salah satu sahabatnya.
Kesaktian Mahesa Jenar begitu menakjubkan. Bagaimana kesaktian PSIS di masa mendatang? (rief - harian semarang)
Ia dikenal pula sebagai Senapati Rangga Tohjaya. Gelar itu didapatnya saat masih menjabat sebagai salah satu prajurit pilihan Kerajaan Demak. Mahesa Jenar berasal dari Kadipaten Pandan Arang (Semarang) dan murid dari Ki Ageng Pengging Sepuh alias Pangeran Handayaningrat, putra dari Prabu Brawijaya kelima.
Dalam perantauannya, ia juga dikenal sebagai Manahan. Nama itu dipakainya saat melarikan diri dari kejaran Laskar Banyubiru demi menyelamatkan Arya Salaka, putra sahabatnya, Ki Ageng Gajah Sora.
Mahesa Jenar menguasai Ilmu Sasra Birawa dari perguruan Pengging. Sebelum mendapat bimbingan dari Ki Kebo Kanigara, ilmunya belum seberapa. Tapi setelah itu kesaktiannya meningkat tajam, sehingga disebut sebagai titisan Pangeran Handayaningrat sendiri. Bahkan oleh sebagian kalangan tua, Mahesa Jenar dipandang lebih hebat dari gurunya tersebut.
Ia juga memiliki kelincahan kijang dengan tenaga banteng. Dalam pertarungan, ia menggunakan berbagai senjata. Segala benda di tangannya bisa digunakan sebagai senjata mematikan. Mahesa Jenar juga kebal racun karena di dalam darahnya mengalir bisa ular Gundala Seta yang mampu menetralisasi segala macam racun. Bisa ular Gundala Seta tersebut diperolehnya dari Ki Ageng Sela. Kemampuannya dibuktikan saat mengobati kaki Wirasaba, salah satu sahabatnya.
Kesaktian Mahesa Jenar begitu menakjubkan. Bagaimana kesaktian PSIS di masa mendatang? (rief - harian semarang)
Ilustrasi gambar yang bagus, coba dibuat kaosnya seperti ini tentu akan menarik
ReplyDelete