Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

“Welcome to The Jungle”

Catatan Akhir Pekan
Oleh: Arief Rahman

SIAPAPUN Manajer Umum PSIS terkini akan memikul beban tak ringan. Tiga ‘ranjau’ menunggu di depan. Pertama ia harus menghidupi tim, kedua ia mampu bekerja untuk prinsip horizontal dengan masyarakat, ketiga ia harus pula pintar membangun hubungan vertikal dengan PSSI.

Dana adalah marka pertama. Paling tidak ia punya Rp 4 miliar untuk belanja pemain. Isu mengabarkan, bakal ada patungan besar-besaran, baik yang terbaca di media massa, maupun yang diangsurkan secara ikhlas karena merasa prihatin.

Penyandang dana tampaknya sudah ditemukan. “Jika saya menjadi GM, maka saya siap uang kontan Rp 2 miliar,” itu kata WS Basuki, yang pernah dikandidatkan. “Kami punya dana talangan yang saya kira cukup untuk modal awal PSIS,” itu disebutkan orang-orang di sekitar Novel Albakrie.

Baiklah, kita anggap saja perkara modal tidak perlu dirisaukan, meski di kemudian hari bisa saja terengah-engah. Tetapi cobalah tengok masa lalu, ketika GM Johar Lin Eng telah membentuk pasukan di tengah ribetnya waktu yang berkejaran. Dalam ujicoba, PSIS tak kunjung menemukan bentuk. Pelatih Ahmad Muhariah kurang meyakinkan, baik kinerja maupun pemilihan pemain.

Alhasil, publik belum-belum telah mencibir. Cibiran yang terus menerus beredar di Jatidiri tatkala tim ini porak poranda. Lalu pelatih maupun pemain di-preteli. Ujungnya, Mahesa Jenar dihajar Persidafon 0-10 gara-gara, kata sumber yang layak dipercaya, kehabisan uang, untuk kemudian gagal menembus impian masuk Superliga.

GM juga tak boleh hanya menonton di tribun VIP ketika skuadnya bertanding, atau ketiban masalah. Ia harus ‘keluyuran’ ke Pintu XII Gelora Bung Karno jika Komdis PSSI memanggilnya. Lobi mesti dijalani. Bukan lobi agar hukumannya diperlunak saja, melainkan juga ‘lobi-lobi’ lain agar jadwal pertandingan menguntungkan PSIS, supaya tak ada siaran langsung supaya tiket terjual ludes, dan sebagainya.

Banyak, terlalu banyak aspek di khasanah persepakbolaan nasional, sehingga seorang teman mengatakan begini di SMS-nya kepada saya, kemarin sore: “Welcome to the jungle bagi manajer
baru PSIS!”

Jungle, alias hutan, adalah rimba raya yang penuh auman serigala, geliat cacing dan lintah, serta semut marabunta. Dibutuhkan nyali dan jiwa besar. Diperlukan kerja keras dan siap di-embat kiri-kanan. Manajemen adalah ‘selebriti’, dan bakal lebih tenar ketimbang pengurus, bahkan Ketua Umum PSIS sekalipun.

Tetapi, ketika seseorang masuk dalam kancah peperangan, saya kira sosok Novel, atau Basuki, atau bahkan Yoyok Sukawi yang dulu pembalap dan kemudian harus mengendalikan satu kesebelasan secara tiba-tiba, punya peluru untuk menghajar macan di dalam hutan, sehingga siapa tahu kelak menjadi pahlawan!
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous