Ditinjau Walikota, Rob Mendadak Kering

HARI kedua menjalankan roda pemerintahan Kota Semarang, digunakan Walikota Soemarmo dan Wakil Walikota Hendi Hendrar Prihadi meninjau beberapa titik langganan rob serta jalan rusak, bersama sejumlah SKPD terkait, seperti Dinas Bina Marga dan Dinas PSDA ESDM. Baik rob dan jalan rusak, selalu menjadi pilihan utama masyarakat dalam menyampaikan keluhannya.

Rombongan walikota baru ini dimulai dari melihat langsung proses pengerjaan kolam retensi yang menjadi bagian dari megaproyek Waduk Jatibarang. Setelah itu, rombongan beralih ke Jalan Mpu Tantular melewati Jalan Cumi Cumi yang selalu tergenang air rob. Menariknya, kedatangan rombongan walikota baru ini, rob yang biasa menggenangi Jalan Mpu Tantular nyaris tak terlihat sama sekali. Jalan juga terlihat kering seperti tak pernah ada air masuk.

“Selama enam tahun, jalan ini selalu digenangi air rob. Baru hari ini bisa kering seperti yang terlihat. Apa karena Bapak Walikota yang baru tinjauan ke sini ya?” kata Suwarno, warga RT I/RW 11 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, kemarin.

Dan tidak seperti biasanya pula, saluran air di kiri kanan Jalan Mpu Tantular juga mengalir lancar. Padahal biasanya, genangan air di saluran ini tinggi dan tidak mengalir sehingga tumpah ke ruas jalan. Usut punya usut, menghilangnya genangan air di Jalan Mpu Tantular karena stasiun pompa yang ada di sana dioperasikan dengan maksimal.

Dalam arti pengoperasian stasiun pompa di sana sudah cukup bisa mengurangi rob. Jalan Mpu Tantular yang juga merupakan akses jalan menuju pintu 2 Pelabuhan Tanjung Emas ini kemarin juga sedang ada pengerjaan peninggian jalan. Selain swadaya masyarakat, dalam anggaran tahun ini jalan tersebut juga mendapatkan alokasi dana dari APBD Provinsi Jateng.

Walikota menuturkan, tidak hanya di Jalan Mpu Tantular yang genangan air robnya sudah sangat berkurang. Begitu juga dengan jalan di depan Stasiun Tawang dan sebagian di kawasan kota lama. “Tadi lihat sendiri kan, bahkan di depan Stasiun Tawang yang selama ini tergenang rob juga sudah kering, juga di kota lama. Setidaknya kondisi ini akan kita jaga terus, sehingga di kawasan kota lama nanti bisa kering dan terlihat lebih bersih,” tuturnya.

Diakui, dengan mengoptimalkan pengoperasian stasiun pompa memang ada konsekuensinya, yaitu biaya yang membengkak. Namun menurut Soemarmo, hal itu tidak menjadi masalah bagi pemkot. Sebab nilai kerugian akibat rob lebih besar jika dibandingkan biaya operasional pompa dalam setahunnya.

“Logikanya satu pompa rusak kerugiannya sampai Rp 500 juta. Tapi kalau kerugian yang ditimbulkan atas rob kan lebih besar, dari mulai kerusakan fisik jalan, terganggunya aktivitas perekonomian hingga perwajahan kota. Bagaimana pun juga, operasional stasiun pompa harus dioptimalkan,” terangnya.

Terkait jalan rusak, walikota meminta kepada Dinas Bina Marga agar perbaikannya selesai sebelum Lebaran tiba. Termasuk kerusakan di Jalan Sayangan yang ditinjau kemarin untuk dijadikan priorita penyelesaian pembangunan. Selain itu, Jalan Pattimura, Sisingamangaraja, Hasanuddin dan jalan-jalan lainnya di wilayah pinggiran Kota Semarang juga ditargetkannya selesai perbaikan sebelum Lebaran.

Sementara itu Kepala Dinas Bina Marga Kota Semarang, Nugroho Joko Purwanto mengatakan, untuk Jalan Sayangan saat ini sedang dalam pengerjaan. Dan dalam jadwal yang telah disusun, pengerjaan Jalan Sayangan akan selesai pada 30 Agustus mendatang. Sementara untuk jalan lain seperti Jalan Patimura, pihaknya akan mengupayakan untuk diperbaiki segera, sehingga sebelum Lebaran sudah dalam kondisi baik. (abas-harian semarang)

Newer Post Older Post